5 Kesalahan yang dilakukan keluarga baru dalam membuat perencanaan keuangan
Minggu, 21 Januari 2018
Tulis Komentar
Sumber : http://pelatihindonesia.com |
Dalam pembuatan perencanaan ini ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh keluarga baru. Jika terus berlanjut, akibatnya dapat merugikan keuangan keluarga.
Apa saja kesalahan dalam membuat rencana keuangan yang sering dilalukan keluarga baru? Membuat perencanaan keuangan bukan hal yang mudah, tidak jarang keluarga baru belum memiliki gambarang keuangan. Menurut Finansialku.com terdapat 5 kesalahan yang sebaiknya dihindari oleh keluarga baru. Simak pembahasannya sebagai berikut:
1.Tidak Membuat Anggaran
Kebanyakan keluarga baru belum memiliki gambaran berapa besar pengeluaran dalam satu bulan. Menjadikan dasar untuk menunda perencanaan keuangan. Padahal perencanaan ini penting untuk menjadi dasar setiap akan melakukan pembelian dalam satu bulannya. Jika baru menikah dan belum mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan dalam satu bulan, coba sahabat pikirkan kira-kira apa yang dibutuhkan dan segera buat berdasarkan perkiraan. Kebutuhan sebelum nikah bisa menjadi dasar untuk membuat perkiraan anggaran.
Angka perkiraan tersebut perlu dianalisis setiap bulan. Jika anggaran kurang atau berlebih, sahabat dapat memperbaiki anggaran tersebut. Namun jangan sampai tidak memiliki anggaran apapun. Tanpa anggaran, Sahabat akan menghabiskan uang secara tidak bijaksana. Mungkin anggaran perkiraan belum tentu tepat, tetapi Sahabat tetap memiliki patokan untuk membatasi pengeluaran.
2.Tidak Membuat Tujuan Keuangan
Tidak sedikit keluarga baru yang tidak membuat tujuan keuangan keluarga. Tanpa adanya tujuan yang jelas, tentu tidak memiliki target yang pasti. Sehingga tidak ada kejelasan, kapan sahabat akan mencapai kebebasan keuangan.
Jika saat ini belum memiliki tujuan keuangan, sebaiknya segera buat tujuan keuangan dengan pasangan. Misalnya mempersiapkan dana melahirkan, pendidikan, rumah, investasi, dan lain-lain. Selain itu, dalam membaat tujuan keuangan buat sedetail mungkin. Misalnya untuk dana melahirkan, dimana tempat untuk melahirkan, berapa perkiraan biaya, baik pra melahirkan dan paska melahirkan. Semakin detail tujuan keuangan makan akan semakin mudah untuk mempersiapkan.
Jika sebelum pernikahan sudah memiliki tujuan keuangan, sahabat tinggal menyesuaikan tujuan keuangan dengan pasangan. Penyesuaian tujuan keuangan agar dapat ditentukan mana yang diperlukan dan tidak diperlukan. Selain itu juga untuk mengetahui tujuan keuangan mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda.
3.Tidak Membuat Portofolio Investasi
Setelah menikah tentu tanggung jawab akan bertambah. Dahulu hanya makan sendiri, bahkan biaya makan dan hal-hal tertentu masih ada subsidi dari orang tua. Setelah menikah tentu hal itu tidak ada, walaupun masih ada mungkin tidak untuk jangka panjang. Apa lagi ketika sudah memiliki anak. Untuk antisipasi kehidupan mendatang, berinvestasi harus benar-benar diprioritaskan untuk mencapai seluruh tujuan keuangan Sahabat nantinya. Sebaiknya dalam berinvestasi, tidak hanya berinvestasi dalam satu hal, akan lebih baik jika instrumennya lebih dari satu.
Portofolio untuk investor mencakup keseluruhan investasi yang dimiliki. Membuat portofolio yang seimbang akan membuat manfaat diversifikasi risiko. Dengan begitu risiko invenstasi Sahabat tidak hanya menumpuk di satu produk investasi saja. Sayangnya keluarga baru belum memahami istilah ini sehingga tidak menjadikannya sebagai bagian dalam perencanaan keuangan keluarga.
4.Tidak Mengetahui Utang Pasangan
Sebagai keluarga baru, tentu hal yang inginkan selalu kesenangan sehingga mengenai utang tidak dibahas. Ini terjadi dibanyak keluarga baru. Padahal hal ini sangat penting. Dalam ikatan pernikahan segala masalah harus ditanggung bersama. Termasuk masalah utang pasangan. Bicaralah secara jujur utang pribadi dengan pasangan kemudian cari jalan keluar bersama sehingga utang dapat segera dilunasi.
5.Tidak Memprioritaskan Pelunasan Utang
Terkadang keluarga baru tidak memikirkan untuk membayar utang terlebih dahulu. Ini karena lebih mementingkan kebutuhan keluarga baru lainnya yang harus dipenuhi. Anggapan semacam ini kurang tepat. Menyelesaikan utang adalah prioritas utama sebelum membeli kebutuhan lainnya.
Sepintar apapun menyesiasati pembayaran utang, utang akan tetap menjadi tanggung jawab. Walaupun dihadapi dengan kebutuhan keluarga baru yang sangat banyak, penting untuk memprioritaskan pembayaran utang.
Kesalahan-kesalahan dalam perencanaan keuangan keluarga baru telah dibahas. Ada baiknya menghindari kesalahan-kesalahan tersebut agar tidak menjadi ritme keuangan keluarga. Mencegah masalah lebih baik dari pada haru mengobati keuangan keluarga.
Source : www.finansialku.com
Belum ada Komentar untuk "5 Kesalahan yang dilakukan keluarga baru dalam membuat perencanaan keuangan"
Posting Komentar