Mekanisme Debit dan kredit
Minggu, 21 Mei 2017
Tulis Komentar
Prosedur debit dan kredit harus benar-benar dipahami untuk yang ingin berkecimpung didunia akuntansi. Mekanisme ini akan digunakan selalu dalam setiap kegiatan penyusunan laporan keuangan, baik untuk perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Tanpa memahami konsep debit kredit maka akan sulit untuk mempelajari akuntansi lebih dalam.
Dalam konsep ini setiap transaksi debit harus terdapat jumlah kredit yang sama di akun-akun tersebut. Kesamaan antara debit dan kredit menjadi dasar dari sistem pembukuan berpasangan dalam pencatatan transaksi. Jika setiap transaksi dicatat dengan jumlah debit dan kredit yang sama, maka jumlah seluruh debit pada akun harus sama dengan jumlah seluruh kreditnya.
Setiap nama akun mempunyai mekanisme tersendiri dalam pencatatan ke bagian debit atau kredit. Ada akun-akun jika jumlah nominalnya (angka) bertambah, akan diletakkan ke bagian debit, ada juga yang jika bertambah, akan diletakkan kebagian kredit. Untuk lebih lebih lanjutnya mengenai mekanisme debit dan kredit, mari kita lihat tabel berikut ini !
Nama
Akun
|
Posisi
Normal
|
Bila
Betambah (+)
|
Bila
Berkurang (-)
|
Aset
|
Debit
|
Debit
|
Kredit
|
Utang
|
Kredit
|
Kredit
|
Debit
|
Modal
|
Kredit
|
Kredit
|
Debit
|
Pendapatan
|
Kredit
|
Kredit
|
Debit
|
Beban
|
Debit
|
Debit
|
Kredit
|
Untuk
lebih memahami, kita ambil contoh dari akun aset, misalnya akun aset, jika
mengalami penambahan akan berada di kolom debit, sedangkan bila berkurang akan
diletakkan dikolom kredit. Sedangkan posisi normal atau umumnya, aset selalu
berada di debit, jika tidak kemungkinan ada kesalahan atau perusahaan bangkrut
(jumlah seluruh aset).
Adapun
contoh transaksi yang dapat digunakan sebagai contoh untuk mengidentifikasi
letak debit dan kredit, sebagai berikut :
Transaksi
|
Akun yang Terpengaruh
|
Pengaruh
|
Dicatat di kolom
|
Modal Awal sebesar Rp100.000.000,00
|
Kas
Modal
|
+
+
|
Debit
Kredit
|
Pembelian Perlengkapan sebesar Rp1.000.000,00 secara tunai
|
Perlengkapan
Kas
|
+
-
|
Debit
Kredit
|
Pembelian peralatan secara kredit sebesar Rp5.000.000,00
|
Peralatan
Utang
|
+
+
|
Debit
Kredit
|
Membayar
listrik Rp400.000,00
|
Beban Listrik
Kas
|
+
-
|
Debit
Kredit
|
Mendapat
pendapatan atas usaha sebesar Rp1.500.000,00
|
Kas
Pendapatan
|
+
+
|
Debit
Kredit
|
Mengambil
uang untuk keperluan pribadi pemilik sebesar Rp500.000,00
|
Prive
Kas
|
+
-
|
Debit
Kredit
|
Dari
contoh table diatas, mudah-mudahan akan mempermudah sahabat memahami konsep
debit dan kredit. Dari table diatas dapat disimpulkan harus adanya keseimbangan
nilai nominal antara kolom debit dan kredit.
Sekali
lagi, saya katakan “mekanisme debit dan kredit harus sahabat pahami dengan
benar sebagai bekal mempelari akuntansi”. Jika tidak, maka sahabat akan
kesulitan memahami pembuatan jurnal yang akan dipelajari berikutnya.
Refrensi
:
Hendri
Yulius, 7 langkah praktis membuat pencatatan AKUNTANSI KEUANGANAN untuk
Perusahaan Jasa, Jakarta : PT Gramedia, 2012.
A.Rozi.S.E.,M.M.
Pengantar Akuntansi (Dosen UIN STS JAMBI)
Belum ada Komentar untuk "Mekanisme Debit dan kredit"
Posting Komentar