Mekanisme Debit dan kredit

Prosedur debit dan kredit harus benar-benar dipahami untuk yang ingin berkecimpung didunia akuntansi. Mekanisme ini akan digunakan selalu dalam setiap kegiatan penyusunan laporan keuangan, baik untuk perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Tanpa memahami konsep debit kredit maka akan sulit untuk mempelajari akuntansi lebih dalam.

Dalam konsep ini setiap transaksi debit harus terdapat jumlah kredit yang sama di akun-akun tersebut. Kesamaan antara debit dan kredit menjadi dasar dari sistem pembukuan berpasangan dalam pencatatan transaksi. Jika setiap transaksi dicatat dengan jumlah debit dan kredit yang sama, maka jumlah seluruh debit pada akun harus sama dengan jumlah seluruh kreditnya.

Setiap nama akun mempunyai mekanisme tersendiri dalam pencatatan ke bagian debit atau kredit. Ada akun-akun jika jumlah nominalnya (angka) bertambah, akan diletakkan ke bagian debit, ada juga yang jika bertambah, akan diletakkan kebagian kredit. Untuk lebih lebih lanjutnya mengenai mekanisme debit dan kredit, mari kita lihat tabel berikut ini !
Nama Akun
Posisi Normal
Bila Betambah (+)
Bila Berkurang (-)
Aset
Debit
Debit
Kredit
Utang
Kredit
Kredit
Debit
Modal
Kredit
Kredit
Debit
Pendapatan
Kredit
Kredit
Debit
Beban
Debit
Debit
Kredit

Untuk lebih memahami, kita ambil contoh dari akun aset, misalnya akun aset, jika mengalami penambahan akan berada di kolom debit, sedangkan bila berkurang akan diletakkan dikolom kredit. Sedangkan posisi normal atau umumnya, aset selalu berada di debit, jika tidak kemungkinan ada kesalahan atau perusahaan bangkrut (jumlah seluruh aset).

Adapun contoh transaksi yang dapat digunakan sebagai contoh untuk mengidentifikasi letak debit dan kredit, sebagai berikut :
Transaksi
Akun yang Terpengaruh
Pengaruh
Dicatat di kolom
Modal Awal sebesar Rp100.000.000,00
Kas
Modal
+
+
Debit
Kredit
Pembelian Perlengkapan sebesar Rp1.000.000,00 secara tunai
Perlengkapan
Kas
+
-
Debit
Kredit
Pembelian peralatan secara kredit sebesar Rp5.000.000,00
Peralatan
Utang
+
+
Debit
Kredit
Membayar listrik Rp400.000,00
Beban Listrik
Kas
+
-
Debit
Kredit
Mendapat pendapatan atas usaha sebesar Rp1.500.000,00
Kas
Pendapatan
+
+
Debit
Kredit
Mengambil uang untuk keperluan pribadi pemilik sebesar Rp500.000,00
Prive
Kas
+
-
Debit
Kredit

Dari contoh table diatas, mudah-mudahan akan mempermudah sahabat memahami konsep debit dan kredit. Dari table diatas dapat disimpulkan harus adanya keseimbangan nilai nominal antara kolom debit dan kredit.

Sekali lagi, saya katakan “mekanisme debit dan kredit harus sahabat pahami dengan benar sebagai bekal mempelari akuntansi”. Jika tidak, maka sahabat akan kesulitan memahami pembuatan jurnal yang akan dipelajari berikutnya.

Refrensi :
Hendri Yulius, 7 langkah praktis membuat pencatatan AKUNTANSI KEUANGANAN untuk Perusahaan Jasa, Jakarta : PT Gramedia, 2012.
A.Rozi.S.E.,M.M. Pengantar Akuntansi (Dosen UIN STS JAMBI)

Belum ada Komentar untuk "Mekanisme Debit dan kredit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel