Hitung Harga Satu Customer-mu?

Kehidupan dari suatu perusahaan ditentukan dengan banyaknya Customer di perusahaan. Tidak heran jika customer menjadi pembicaraan penting di dalam perusahaan. Customer merupakan kata keramat, yang selalu di evaluasia secara kontinyu.

Membahas mengenai customer, saya teringat sekitar dua bulan lalu, sore hari pulang dari kuliah. saya membeli kartu pakek internet dengan harga Rp20,000,00.Sebelumnya saya sudah pernah membeli pulsa 10rb dengan harga Rp11.000,00 saya anggap harga tersebut sudah murah, kebanyakan saat ini menjual pulsa 10rb seharga Rp12.000,00. Dengan pertimbangan hal ini, saya membeli kartu pakek internet di konter itu.

Setelah sampai rumah, saya langsung memasang kartu yang baru dibeli ke smartphone. Setelah itu saya coba untuk membuka internat. akan tetapi,  ketika saya cek pulsa terus berkurang. Sehingga internat saya putuskan. Saya tidak tahu bagaimana cara mengecek kuota kartu yang baru saya beli. Melihat dari pulsa yang terus berkurang, saya ambi kesimpulan tidak ada kuota didalam kartu baru saya.

Keesokan harinya saya kembali lagi ketempat saya membeli kartu tersebut. “Bang, bagaimana cara cek kuotanya bang?kuotanya tidak mau terpakai!!” ujar saya. Ia langsung mengecek smartphone saya. Menyambungkan internetnya, padahal awal yang saya tanya bagaimana cek kuotanya. Dia melanjutnya mengotak-atik smartphone seoalah-olah saya tidak mengerti bagaimana mengnyambungkan internet. Kemudian internet tersambung. Saya juga belum mendapat jawaban dari sang penjaga konter, tentang kuotanya.

“Bang, internetnya tersambung, akan tetapi pulsanya terus berkurang, sedangkan saya beli seharunya ada kuotanya?” jelas saya.
“Emang tadi malam digunakan untuk apa, hpnya?” tambahnya.
“Tidak saya gunakan apa-apa bang?”

Penjaga konter masih berkutik dihp saya, yang sejak tadi tidak ada senyum dan ramah kepada saya. Sampai saya berfikir mau langsung mengambil smatphone saya dan langsung meninggalkan tempat ini, biarin saja lah hangus Rp20.000,00. Itu yang ada dikepala saya. Saya tidak nyaman berada disana tanpa ada jawaban yang pasti. Sampai akhirnya ia mengecek kuotanya, ternyata emang benar kuotanya tidak ada. Dengan nada yang agak kesal, abang itu menawarkan kartu yang lain kepada saya. Akan tetapi yang menginginkan kartu perdana yang sama, sampai akhitnya ia mengeluarkan uang Rp20.000,00 kepada saya dan hanya kata “nih” yang keluar dari ucapaannya.

Suasana yang tidak mengenakkan, membuat saya ucapakan terima kasih dan langsung pergi meninggalkan tempat itu. Mungkin sebagian sehabat disini akan ada yang menyalahkan saya dalam hal ini, karena saya tidak mengecek kuotanya dahulu atau yang lainnya. Tetapi saya sebagai customer ingin dilayani dengan ramah dan menyenangkan. Kalau sudah seperi ini apakah saya akan kembali ketempat tersebut untuk membeli pulsa dan kuota. Tanggung jawabnya emang bagus, mau mengganti kerugian saya, tetapi jika disampaikan dengan tidak baik, maka hasilnya kurang baik pula.

Diawal sudah saya jelaskan betapa pentingnya customer. Harga satu customer sangat mahal. Saya ambil contoh dari kasus ini. Jika saya membeli kuota dengan harga Rp20.000,00 untuk satu bulan. Dalam setahun 12 bulan x Rp20.000.00 menjadi Rp240.000,00. Itu baru dalam satu tahun. Saat ini umur saya 21 tahun, jika umur panjang, mungkin saya akan butuh kuota hingga umur 61 tahun. Ada selisih 40 tahun, 40 tahun dikali Rp240.000,00 menjadi Rp9.600.000,00. Itu jumlah yang luar biasa hanya dari segi kuota. Ini asumsi jika harga selama 40 tahun tidak mengalami perubahan. Belum lagi dari pulsa yang kan saya beli tiap bulannya. Tentu jumlahnya bisa jadi dua kali lipat dari angka tersebut.

Sang penjual pulsa dan kuota sudah kehilangan customer dengan seharga diatas, mungkin jika dipikir hanya satu kali beli, angkanya tidak menggiurkan. Jika kita berfikir dari angka-angka diatas, mungkin kita akan berfikir berulangkali untuk tidak menyia-nyiakan setiap customer yang datang.

Kerugian dari kehilangan satu customer bisa jadi bukan hanya itu, jika customer tidak mengukai pelayanan kita, ia bisa membicarakan kepada keluarganya, teman-temannya, tentu akan berdampak buruk bagi perusahaan.

Yuk  . . . mulai dari sekarang kita berikan pelayanan terbaik kepada setiap customer, jangan takut rugi untuk menyenangkan setiap customer, jika mereka puas dengan pelayanan kita, bisa jadi kedatangan kedua akan membawa rombongan besar yang akan membuat perusahaan kita menjadi besar.

Selain itu, para big bos bisa menanamkan nilai ini kepada setiap karyawan dan karyawati agar mereka bisa memiliki visi misi yang sama dengan atasan. Jika setiap gaji karyawan tergantung dari banyaknya customer yang datang, jika customer berkurang maka gaji akan berkurang atau akan ada pemutusan hubungan kerja. Hal ini mungkin bisa menjadi sedikit motivasi agar mereka mau memberi pelayanan terbaiknya.

Refrensi :
Cyltamia Irawan, Secangkir Kopi untuk sahabat customer, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2012

Belum ada Komentar untuk "Hitung Harga Satu Customer-mu?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel